Presiden SBY Ungkap Keberhasilan PNPM Mandiri
Rancangan APBN 2015 Hanya Menghitung Kebutuhan Pokok |
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan pekerjaan rumah bangsa
hingga saat ini tidak sedikit. Salah satu tantangan terbesarnya adalah,
mengubah nasib puluhan juta rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, ke arah yang lebih sejahtera.
Karena itu, kata SBY, sejak awal,meyakini esensi
pembangunan adalah pemberdayaan. Karenanya, pertanyaan utama yang harus selalu
dijawab adalah, apakah program ini ada manfaat yang riil bagi masyarakat.
Karena itulah, tegas SBY, pemerintahannya tak
henti-hentinya melaksanakan kebijakan pro-rakyat secara masif. Baik yang
berbasis bantuan dan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, maupun
pemberdayaan usaha mikro dan kecil.
Kebijakan pro-rakyat ini tidak dilakukan secara
acak dan setengah hati. namun secara terencana, sistematis dan total.
Paling tidak menurut SBY, pelaksanaan PNPM
Mandiri, mengalami perkembangan pesat. Saat ini setidaknya lebih dari
seperempat penduduk Indonesia, sekitar 60 juta jiwa, baik di perdesaan maupun
di perkotaan telah menikmati manfaat dari program ini, serta menjalani
kehidupan ekonomi yang lebih mandiri.
Di ribuan lokasi program PNPM, rakyat menentukan
sendiri kegiatan ekonomi yang ingin dilakukannya, menentukan anggaran yang
dibutuhkan dari dana PNPM dan mempertanggungjawabkannya secara akuntabel.
"Ini adalah contoh konkrit, kemitraan antara
pemerintah dan masyarakat benar-benar dapat secara riil mengubah nasib rakyat
kita. Dari perjalanan saya keliling tanah air, saya selalu mendengar harapan
dari masyarakat agar program PNPM ini dapat terus dilanjutkan bahkan
ditingkatkan," jelas SBY dalam pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke- 69
Proklamasi RI, di gedung MPR, DPR, DPD RI Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Selain itu kata dia, Pemerintah juga terus
menggiatkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengingat akses finansial adalah
salah satu senjata paling ampuh melawan kemiskinan.
Pemerintah dia tegaskan, ingin agar program ini
semakin diperluas dan mudah diakses rakyat. Kita terus memperbaiki pola
penyaluran KUR, dan jumlah bank penyalur KUR terus ditambah dari semula 6 bank
menjadi 33 bank. Sehingga jangkauan kredit yang disalurkan kepada UMKM dan
koperasi juga terus meningkat.
Disebutkan, Selama tujuh tahun terakhir
penyaluran KUR telah mencapai lebih dari Rp150 triliun dan diterima oleh
sekitar 11 juta debitur, dengan tingkat kredit macet atau Non-Performing Loan
hanya sebesar 4 persen.
"Ini bukti nyata, rakyat mendapatkan
peluang, bantuan untuk mengubah nasibnya, maka mereka akan berusaha keras untuk
tidak menyia-nyiakan kepercayaan tersebut," tuturnya.
Program lain untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat, jelasnya, adalah Program Keluarga Harapan.
Dia jelaskan, Program ini bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
utamanya melalui pendidikan dan kesehatan, pada kelompok masyarakat sangat
miskin.
"Lebih dari 3 juta keluarga sangat miskin di
318 kabupaten dan kota telah terbantu oleh program ini," ujar SBY.
Lebih lanjut dikatakan SBY, Satu hal yang
menggembirakan adalah di akhir masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu
Kedua ini, melalui dukungan penuh wakil rakyat di DPR RI dan DPD RI, telah
diundangkan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang ini dan
peraturan pelaksanaannya, dana yang akan diterima setiap desa diperkirakan
rata-rata akan mencapai sekitar satu miliar rupiah per tahun.
Ini adalah suatu kebijakan nyata yang bila
dilakukan dengan perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang akuntabel, akan
dapat mendorong peningkat-an produktifitas di 72.944 desa di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Ekonomi Indonesia Tumbuh Tinggi dan Bebas Utangkepada IMF
Presiden SBY Ungkap Keberhasilan PNPM Mandiri
ReplyDeletePresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan pekerjaan rumah bangsa hingga saat ini tidak sedikit. Salah satu tantangan terbesarnya adalah, mengubah nasib puluhan juta rakyat Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, ke arah yang lebih sejahtera.
Karena itu, kata SBY, sejak awal,meyakini esensi pembangunan adalah pemberdayaan. Karenanya, pertanyaan utama yang harus selalu dijawab adalah, apakah program ini ada manfaat yang riil bagi masyarakat.
Karena itulah, tegas SBY, pemerintahannya tak henti-hentinya melaksanakan kebijakan pro-rakyat secara masif. Baik yang berbasis bantuan dan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, maupun pemberdayaan usaha mikro dan kecil.