Tuesday, February 23, 2016

10 Toko Ambruk di TPI Lampulo, Banda Aceh

10 Toko Ambruk di TPI Lampulo, Banda Aceh
Warga melihat gudang pengepakan ikan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo Banda Aceh, yang ambruk pada pukul 15.20 WIB, Senin (22/2/2016). Kejadian itu mengakibatkan dua unit sepeda motor dan dua unit becak mesin milik pedagang rusak parah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.SERAMBI/M ANSHAR
Warga melihat gudang pengepakan ikan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo Banda Aceh, yang ambruk pada pukul 15.20 WIB, Senin (22/2/2016). Kejadian itu mengakibatkan dua unit sepeda motor dan dua unit becak mesin milik pedagang rusak parah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.SERAMBI/M ANSHAR
Warga melihat gudang pengepakan ikan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo Banda Aceh, yang ambruk pada pukul 15.20 WIB, Senin (22/2/2016). Kejadian itu mengakibatkan dua unit sepeda motor dan dua unit becak mesin milik pedagang rusak parah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.SERAMBI/M ANSHAR
Warga melihat gudang pengepakan ikan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo Banda Aceh, yang ambruk pada pukul 15.20 WIB, Senin (22/2/2016). Kejadian itu mengakibatkan dua unit sepeda motor dan dua unit becak mesin milik pedagang rusak parah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.SERAMBI/M ANSHAR
Warga melihat gudang pengepakan ikan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo Banda Aceh, yang ambruk pada pukul 15.20 WIB, Senin (22/2/2016). Kejadian itu mengakibatkan dua unit sepeda motor dan dua unit becak mesin milik pedagang rusak parah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.SERAMBI/M ANSHAR

BANDA ACEH - Sepuluh unit toko di Kompleks Pelabuhan Perikanan Lampulo, Banda Aceh, Senin (22/2) sekitar pukul 15.10 WIB ambruk bagian terasnya. Sebagian bangunan itu selama ini difungsikan sebagai gudang pengepakan ikan.

Akibat ambruknya bangunan tersebut, dua unit sepeda motor (sepmor) dan becak motor tertimpa reruntuhan bangunan. Kendaraan yang tertimpa puing reruntuhan itu adalah Sepmor Yamaha Vixion milik Sulaiman, sepmor Yamaha Mio milik Rizal, dan dua becak motor milik Rizal dan Iqbal.

Selaku saksi mata, Iqbal, kepada Serambi kemarin mengatakan, saat kejadian dia sedang istirahat di dalam gudang. Sekitar pukul 15.10 WIB terdengar suara dentuman keras, sehingga ia langsung ke luar dan mendapati beton tiang penyangga dan teras pertokoan itu sudah ambruk, Bahkan menimpa empat kendaraan yang parkir di lokasi itu.

“Padahal, saat hal itu terjadi kondisi sangat tenang. Tak ada gempa, hujan, maupun angin kencang, namun bangunan itu tiba-tiba roboh. Untungnya tak ada korban jiwa karena kondisi Pelabuhan Lampulo mulai sepi menjelang sore,” ujar Iqbal.

Menurut perkiraan Iqbal, seandainya peristiwa itu terjadi pagi hari, tentu akan lebih banyak korban, mengingat lokasi itu selama ini difungsikan untuk parkir kendaraan.

Akibat robohnya bangunan itu, aktivitas di gudang pengepakan ikan tersebut sontak terhenti, karena di bagian pintu bangunan sudah menumpuk puing reruntuhan.

Suherman, pemilik gudang pengepakan mengatakan, banguan itu rampung dibangun tahun 2013 dan diresmikan pada awal 2014. Namun, hingga saat ini, belum semua toko itu difungsikan oleh pedagang ikan.

 “Padahal, kemarin saya baru saja menemui pihak dinas untuk membicarakan prosedur kontrak dalam pemakaian gudang itu. Tapi begitu saya pulang, gudang itu sudah roboh,” ujar Suherman yang juga Ketua Asosiasi Pedagang Ikan Lampulo.

Ia menilai, kualitas pembangunan itu asal jadi, sehingga belum sempat dimanfaatkan masyarakat, bangunannya sudah rusak. Ia juga meminta Pemerintah Aceh bertanggung jawab atas rusaknya empat kendaraan milik mereka. Karena, lanjut Suherman, penyebab kejadian itu karena lemahnya pengawasan, sehingga kualitas bangunan rendah.

Wakil Ketua Komisi IV DPRA, Asrizal H Asnawi sangat prihatin atas ambruknya bangunan itu. Sebab toko tersebut baru rampung dibangun dua tahun lalu dengan biaya dari APBN dan belum sempat difungsikan.

Ia menilai, kondisi itu menunjukkan lemahnya pengawasan konsultan terhadap proyek itu. Jika kualitas bangunan seperti itu, maka seberapa besar pun dana yang dikucurkan ke Aceh tak akan berdampak bagi masyarakat.

“Saya harap pemerintah dapat bertanggung jawab. Mereka harus memanggil pejabat pembuat komitmen dan kontarktor pelaksana proyek itu dan harus diperiksa secara hukum, karena ini uang rakyat yang sangat besar sudah sia-sia,” tandas Asrizal yang juga Ketua Fraksi PAN di DPRA. (mun)

No comments:

Post a Comment

Translate