10 Toko Ambruk di TPI Lampulo, Banda Aceh
BANDA ACEH -
Sepuluh unit toko di Kompleks Pelabuhan Perikanan Lampulo, Banda Aceh, Senin (22/2) sekitar pukul
15.10 WIB ambruk bagian terasnya. Sebagian bangunan itu
selama ini difungsikan sebagai gudang pengepakan ikan.
Akibat ambruknya bangunan tersebut, dua unit sepeda
motor (sepmor) dan becak motor tertimpa reruntuhan bangunan. Kendaraan yang
tertimpa puing reruntuhan itu adalah Sepmor Yamaha Vixion milik Sulaiman,
sepmor Yamaha Mio milik Rizal, dan dua becak motor milik Rizal dan Iqbal.
Selaku saksi
mata, Iqbal, kepada Serambi kemarin mengatakan, saat kejadian dia sedang
istirahat di dalam gudang. Sekitar pukul 15.10 WIB terdengar suara dentuman
keras, sehingga ia langsung ke luar dan mendapati beton tiang penyangga dan
teras pertokoan itu sudah ambruk, Bahkan menimpa empat
kendaraan yang parkir di lokasi itu.
“Padahal,
saat hal itu terjadi kondisi sangat tenang. Tak ada gempa, hujan, maupun angin
kencang, namun bangunan itu tiba-tiba roboh. Untungnya tak ada korban jiwa
karena kondisi Pelabuhan Lampulo mulai sepi menjelang
sore,” ujar Iqbal.
Menurut
perkiraan Iqbal, seandainya peristiwa itu terjadi pagi hari, tentu akan lebih
banyak korban, mengingat lokasi itu selama ini difungsikan untuk parkir
kendaraan.
Akibat
robohnya bangunan itu, aktivitas di gudang pengepakan ikan tersebut sontak
terhenti, karena di bagian pintu bangunan sudah menumpuk puing reruntuhan.
Suherman,
pemilik gudang pengepakan mengatakan, banguan itu rampung dibangun tahun 2013
dan diresmikan pada awal 2014. Namun, hingga saat ini, belum semua toko itu
difungsikan oleh pedagang ikan.
“Padahal, kemarin saya baru saja menemui pihak
dinas untuk membicarakan prosedur kontrak dalam pemakaian gudang itu. Tapi
begitu saya pulang, gudang itu sudah roboh,” ujar Suherman yang juga Ketua
Asosiasi Pedagang Ikan Lampulo.
Ia menilai,
kualitas pembangunan itu asal jadi, sehingga belum sempat dimanfaatkan
masyarakat, bangunannya sudah rusak. Ia juga meminta Pemerintah Aceh
bertanggung jawab atas rusaknya empat kendaraan milik mereka. Karena, lanjut
Suherman, penyebab kejadian itu karena lemahnya pengawasan, sehingga kualitas
bangunan rendah.
Wakil Ketua
Komisi IV DPRA, Asrizal H Asnawi sangat prihatin atas ambruknya bangunan itu. Sebab toko tersebut baru
rampung dibangun dua tahun lalu dengan biaya dari APBN dan belum sempat
difungsikan.
Ia menilai,
kondisi itu menunjukkan lemahnya pengawasan konsultan terhadap proyek itu. Jika
kualitas bangunan seperti itu, maka seberapa besar pun dana yang dikucurkan ke
Aceh tak akan berdampak bagi masyarakat.
No comments:
Post a Comment