Boko Haram Bantai Puluhan "Istri" karena Takut Dinikahi "Orang Kafir"
Jumat, 20 Maret 2015 | 10:43 WIB
Para siswi Nigeria yang diculik oleh militan Boko Haram
muncul dalam video yang dirilis kelompok militan tersebut (12/5).
|
KOMPAS.com — Puluhan
perempuan Nigeria yang sebelumnya dipaksa untuk menikahi anggota militan Boko
Haram dilaporkan telah dibantai "para suami" mereka sebelum sebuah
pertempuran dengan tentara di kota Bama yang terletak di timur laut negara itu.
Daily Mail, Kamis
(19/3/2015), melaporkan, sejumlah saksi mata mengatakan bahwa kaum militan
takut mereka akan dibunuh tentara yang sedang bergerak maju atau terpisah dari
para istrinya saat mereka melarikan diri dari kota itu. Sejumlah saksi
mengatakan, kaum militan membunuh perempuan-perempuan itu demi mencegah mereka
menikahi tentara atau orang lain yang dinilai kafir.
Seorang perempuan bernama Sharifatu Bakura (39
tahun) mengatakan, "Para teroris tersebut mengatakan, mereka tidak akan
membiarkan istri-istrinya menikah dengan orang-orang kafir."
Militer Nigeria, bersama pasukan negara
tetangga, yaitu Kamerun, Chad, dan Niger, mengklaim kemenangan besar atas para
pemberontak itu dalam beberapa pekan terakhir. Namun, warga sipil yang tak
berdaya masih menghadapi ancaman serius.
Ibu tiga anak itu mengatakan, teroris Boko Haram telah mendapat kabar
tentang serangan militer terhadap Bama, yang sebelumnya merupakan basis
kelompok itu di negara bagian Borno. Ia mengatakan, para pemberontak memutuskan
untuk melarikan diri ke kota terdekat, Gwoza, sebelum kedatangan tentara,
tetapi pertama-tama memutuskan untuk membunuh istri mereka sehingga tidak ada
orang lain yang akan menikahi mereka.
AFPKelompok militan Boko Haram merilis video baru yang menunjukkan pemenggalan terhadap dua pria |
Suami Bukara dibunuh para pemberontak empat
bulan lalu, tetapi ia terhindar dari kawin paksa karena dirinya terlihat hamil.
Boko Haram memaksa puluhan perempuan di Bama
untuk menikahi anggota kelompok itu setelah merebut kota tersebut pada
September lalu, tetapi militer Nigeria mengumumkan perebutan kembali kota itu
pada Senin lalu.
Sejumlah saksi yang pekan ini mendapat
perlindungan militer di ibu kota Borno di Maiduguri, berjarak 45 mil dari Bama,
mengatakan, pembunuhan para perempuan itu dimulai 10 hari sebelum Bama akhirnya
dibebaskan. Militan Boko Haram mengatakan, "Jika mereka membunuh
istri-istri mereka, para istri itu akan tetap tanpa dosa sampai mereka nanti
bertemu lagi di surga, di mana mereka akan bersatu kembali," kata Salma
Mahmud, seorang saksi lain.
Seorang warga sipil yang berjuang bersama
militer dalam pertempuran untuk merebut kembali Bama, Abba Kassim, mengatakan,
ia melihat "puluhan mayat perempuan" di kota itu. Masih belum mungkin
untuk memverifikasi jumlah pasti mereka yang tewas.
BBCRibuan tentara Nigeria dikerahkan di daerah-daerah yang direbut Boko Haram. |
Komandan itu mengatakan akan lebih baik bagi
mereka untuk membunuh istri mereka dan mengirim mereka ke surga. Aisami mengatakan, sejumlah perempuan ditembak mati di depan rumahnya.
Yagana Mairambe (58 tahun) mengatakan, beberapa
pria Boko Haram menolak perintah itu dan melarikan diri bersama istri mereka ke
negara bagian Yobe.
Juru Bicara Keamanan Nasional Nigeria, Mike
Omeri, sedang berupaya untuk memverifikasi laporan tersebut, sementara pihak
militer belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Saat militan Boko Haram menghadapi tekanan
berat militer di Nigeria timur laut, sejumlah serangan, termasuk bom bunuh
diri, tetap terjadi, bahkan saat pemerintah di Abuja mencoba untuk meyakinkan
para pemilih bahwa pemilu pada 28 Maret ini akan aman.
Pemberontakan Boko Haram telah menewaskan lebih
dari 13.000 orang sejak 2009 dan Presiden Goodluck Jonathan telah menghadapi
kecaman keras terkait kegagalannya menghentikan kekerasan itu.
No comments:
Post a Comment