Wakil Ketua MPR RI Nilai PBB Kehilangan Alasan Kehadirannya
Unit-unit infantri Israel dikerahkan ke perbatasan dengan Jalur Gaza untuk mendukung serangan darat terhadap wilayah Palestina itu. |
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dinilai telah kehilangan alasan kehadiran (raison d'etre)-nya jika tidak bisa menghentikan agresi dan kekejaman Israel terhadap Bangsa Palestina.
Menurut Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y Thohari, kekejaman Israeltelah melampaui peradaban umat manusia abad moderen abad 21. Thohari mengatakan, apa yang dilakukan oleh Israel telah menjurus pada pembantaian atau genocida terhadap eksistensi Bangsa Palestina.
"PBB bukan hanya harus bisa menghentikan pembantaian tersebut, melainkan harus bisa membawa Israel ke Pengadilan HAM Internasional atau International Tribunal. Sudah sangat terlambat bagi PBB untuk segera mengirimkan pasukan di bawah payung PBB untuk menghentikan pembantaian kemanusiaan di Gaza," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa (29/7/2014).
Menurutnya, jika langkah-langkah itu tidak bisa diambil dan dilakukan, maka sungguh PBB telah kehilangan raison d'etre-nya. PBB kehilangan sama sekali alasan kehadirannya. Pasalnya, tindakan Israel yang sudah memakan korban tewas ratusa warga Palestina, bahkan ratusan anak-anak dan perempuan yang tidak berdaya itu, sungguh telah mencoreng peradaban moderen yang bercirikan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM).
"Saya rasa peradaban moderen yang ditulangpunggungi peradaban bangsa-bangsa Barat sekarang ini telah mengalami kebangkrutan yang luar biasa karena telah membiarkan sebuah pembantaian terjadi di depan matanya," ujarnya.
Negara Barat, lanjut dia, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebagai penguasa dunia dan PBB sekarang ini seharusnya malu hati menyaksikan kejahatan kemanusiaan itu terjadi di depan hidungnya sendiri. Padahal mereka nyata-nyata memiliki kekuatan untuk menghentikan Israel.
"Dalam konteks dan perspektif ini maka Organisasi Non Blok dan Organisasi Konperensi Islam (OKI) mutlak harus menekan PBB untuk segera menjatuhkan hukuman kepada Israel. Jika tidak saya yakin OKI dan Nonblok juga bisa kehilangan argumen atas kehadiran dirinya sekarang ini," ujarnya.
Thohari menambahkan, Nonblok yang dipimpin oleh Iran yang dikenal keras dan OKI yang dipimpin oleh Turki dan Arab Saudi yang dikenal sangat dekat dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) seharusnya bisa berbuat banyak serta malu hati membiarkan kekejaman Israel atas bangsa Palestina yang tidak berdaya sekarang ini.
"Indonesia yang juga dikenal dekat dengan negara-negara Barat penguasa dunia, sudah waktunya untuk mengambil posisi aktif mendesak OKI dan Nonblok untuk memberikan ultimatum kepada PBB untuk mengambil langkah apapun demi menghentikan secara kategoris pembantaian manusia di Gaza itu," kata dia.
Menurutnya, langkah Indonesia itu bukan hanya merupakan omperativum konstitusi, melainkan juga pengejawantahan nilai-nilai Pancasila, terutama Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
No comments:
Post a Comment