Thursday, July 31, 2014

Begini Asal Muasal Wabah Ebola di Afrika Barat

DUNIA

Begini Asal Muasal Wabah Ebola di Afrika Barat

Tidak melalui udara, tetapi kontak fisik dengan penderita.

Petugas medis di Sierra Leone mengambil sampel darah dari tersangka penderita Ebola

VIVAnews - Wabah Ebola yang mematikan di Afrika Barat membetot perhatian dunia. Masyarakat kesehatan di benua lain membincangkan bagaimana menangkal penyebaran virus itu.


Wabah Ebola yang menghebohkan itu diketahui bermula di Guinea pada Februari lalu dan dengan cepat menyebar ke Liberia dan Sierra Leone.

Tak butuh waktu lama, ditemukan 1200 kasus dan 672 diantaranya berujung kematian. Wabah ini terbesar sejak ditemukannya virus itu sekitar 40 tahun lalu.

Dilansir Reuters, Jumat 1 Agustus 2014, setelah mewabah di Guinea pada Februari, Ebola menyebar di Liberia pada Maret. 

Para pakar yang melakukan pelacakan menduga penyebaran ebola di Afrika Barat itu berawal dari kisah seorang wanita yang pergi ke pasar di Guinea. Sebelum menyelesaikan urusannya, wanita itu tiba-tiba mengeluh tak enak badan. Lantas, dia pulang ke rumahnya di sebuah desanya yang dekat perbatasan sebelah utara Liberia.

Wanita ini memiliki saudara sepupu yang menyayanginya. Melihat saudaranya sakit, sang sepupu merawat sebelum wanita tadi meninggal, sehingga tanpa disadari telah terpapar virus Ebola.

Setelah wanita tadi meninggal, sepupunya ini juga merasakan sakit dengan gejala yang mirip. Khawatir, dia menyusul suaminya yang bekerja di sebuah pertambangan di wilayah Liberia.

Karena jaraknya jauh, wanita itu menggunakan taksi melewati Monrovia (Ibu Kota Liberia). Hasil pelacakan diketahui ada lima warga Monrovia yang menggunakan taksi yang sama terpapar virus dan kemudian meninggal.

Dari Monrovia, wanita itu naik ojek menuju pertambangan tempat suaminya bekerja. 

Begitu seterusnya pemaparan terjadi sampai otoritas setempat kewalahan melacak sampai kemudian terjadi wabah di Afrika Barat saat ini.

"Ini sebuah analogi situasi pada pria (penderita ebola) yang naik pesawat komersiil," kata Derek Gatherer, Pakar Virus dari Universitas Lanchaster yang melakukan pelacakan dari dekat bagaimana wabah di Afrika Barat terjadi.

Gatherer mencatat, penyebaran Ebola tidak melalui udara, tetapi kontak fisik dengan penderita. Hal ini membuatnya optimistis wabah serupa kecil kemungkinannya terjadi di benua lain.

Namun demikian, tetap ada kekhawatiran terjadi penyebaran dari Afrika ke Eropa. Sementara penyebaran ke Asia dan Amerika diyakini kemungkinannya sangat-sangat kecil.  (ren)



©
VIVA.co.id

Dunia Siaga Ebola

FOKUS

Dunia Siaga Ebola

Indonesia belum akan keluarkan travel warning. 

Petugas medis untuk menangani kasus ebola di Sierra Leone, Afrika Barat.

VIVAlife - Saat sebuah wabah demam merebak di dekat Sungai Ebola, Republik Kongo dan Sudan, tahun 1976, dunia medis belum dilanda panik. Saat itu, 280 dari 318 penderita demam di Republik Kongo meninggal.

Dari 284 kasus di Sudan, yang meninggal sebanyak 151 orang. Tahun demi tahun, kasus yang sama merajalela. Barulah dunia menyadari, itu bukan demam biasa. Penderitanya sampai berdarah-darah.

Lingkungan sekitarnya pun mudah tertular. Jika ada satu keluarga yang demam, anggota lain akan mengalami hal serupa. Belakangan, penyakit misterius itu dinamakan Ebola Virus Disease (EVD).

Ebola mulai menguasai Afrika. Tahun 1995, jumlah yang meninggal di Sudan mencapai 254 dari 315 kasus. Ledakan penyebaran kembali terjadi pada 2000, 2003, dan 2007. Korbannya berjumlah ratusan.

Menginjak 2014, ebola kian mengkhawatirkan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sejak Februari hingga Juli tahun ini ebola mencapai lebih dari seribu kasus. Terhitung, 672 orang meninggal dunia.

Tingkat kematian pada penderita ebola memang bisa mencapai 90 persen dari kasus. Dengan penanganan baik, bisa turun ke 60 persen.

Seorang pejuang ebola, Sheik Umar Khan juga menjadi korban. Selasa, 29 Juli lalu ia wafat di Sierra Leone, tak sampai seminggu setelah didiagnosis ebola. Khan telah merawat sekitar seratus pasien ebola.

Dua relawan medis dari Amerika pun ada yang telah terinfeksi. US Peace Corps menarik relawannya.

Wabah panik
Dokter Lintas Batas (MSF) menyebut tiga negara di Afrika Barat--Guinea, Sierra Leone, dan Liberia--dalam keadaan darurat. Liberia bahkan menutup sekolah-sekolah dan berencana mengarantina beberapa komunitas.

Tak hanya itu, kantor-kantor pemerintahan tak beroperasi. Liberia pun ditinggalkan para relawan asing. Militer diturunkan untuk “mengisolasi” negara itu. Perbatasan ditutup, pasar-pasar dilarang buka.

Rumah sakit sudah kewalahan menampung pasien. Beberapa disarankan dirawat di rumah. Menurut Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, itu dilakukan demi mencegah wabah ebola menyebar.

Virus mematikan itu akhirnya mendapat perhatian dunia. Amerika, Asia, dan Eropa mulai khawatir ebola akan menyebar ke negara-negara mereka. Inggris sampai menggelar rapat khusus membahas itu.

Hong Kong menyiapkan karantina khusus jika ada yang terdeteksi. Virus itu juga tengah jadi perbincangan hangat di Amerika Serikat.  Apalagi, sudah ada warga AS yang meninggal karena ebola.

Patrick Sawyer mendadak pingsan setelah turun pesawat di Nigeria. Ia berencana pulang ke Minnesota dari Liberia, untuk merayakan ulang tahun putrinya. Pria 40 tahun itu ternyata positif terinfeksi ebola.

Virus mematikan itu bukan hanya menularkan penyakit, tapi juga menyebar kepanikan.

Indonesia waspada
Beruntung, kasus ebola belum sampai ke Indonesia. Dalam wawancara dengan VIVAlife, Kamis, 31 Juli 2014, Wakil Menteri Kesehatan RI, Ali Gufron mengaku optimistis Indonesia belum punya riwayat ebola.

Meski begitu, ia tetap waspada. Sebab, akses antarnegara di dunia kini makin mudah. Kemungkinan Indonesia tertular, pasti ada. “Banyak yang ke Afrika, atau mereka yang datang ke Indonesia,” katanya.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya mengetahui cara penularan virus sebagai tindak pencegahan pertama. Ia menyarankan, masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Seperti diulas sebelumnya, penularan ebola terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan, sekresi, atau jaringan pasien yang terinfeksi. Dokter yang pernah menangani, juga mungkin tertular.

“Yang mau ke Afrika kami ingatkan, jangan sampai kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi, apalagi berhubungan seksual,” ia menjelaskan. Begitu pula kontak dengan hewan pembawa virus.

Sedang untuk orang yang baru pulang dari Afrika, Ali mengaku sudah menyiapkan prosedur khusus di pelabuhan maupun bandara. Melalui kantor-kantor pusat kesehatan di sana, ada pemeriksaan khusus.

“Ini kan termasuk corona virus, seperti MERS, jadi standar pemeriksaannya sama,” ia menyebutkan.

Namun, Ali mengaku belum memikirkan travel warning atau travel instruction. Sebab, katanya, belum ada rekomendasi dari WHO untuk itu. “Di Afrika saja belum ada, apalagi di Indonesia,” ia berucap.

Menurut Ali, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan. “Ebola termasuk salah satu international health regulation. Setiap ada kasus di manapun, harus dilaporkan,” ungkap Ali.

Ia berharap, Indonesia tidak sampai melaporkan adanya kasus ebola, apalagi sampai jatuh korban.

Dari kelelawar
Apa sebenarnya ebola? Awalnya, ia dikenal sebagai demam berdarah. Gejalanya memang mirip. Menurut situs resmi WHO, pasien yang terinfeksi akan demam mendadak, nyeri otot, sakit kepala, dan tenggorokan. Kemudian diikuti muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal dan hati.

Pada beberapa kasus yang ekstrem, ebola juga ditandai dengan pendarah internal maupun eksternal. Jika diuji laboratorium, diketahui sel darah dan trombosit pasien rendah. Sebaliknya, enzim hati tinggi.

Untuk mendiagnosis ebola, asumsi malaria, demam berdarah, kolera, pes, meningitis, dan hepatitis harus disingkirkan dahulu. Ebola akan muncul saat pengujian antibodi dan enzim yang berhubungan dengan imunitas, deteksi antigen, uji netralisasi serum, mikroskopi elektron, dan isolasi virus.

Biasanya, butuh waktu sekitar dua hingga 21 hari dari saat seseorang terinfeksi, sampai didiagnosis positif menderita ebola. Beberapa hari setelah positif, maut bisa datang jika tak segera ditangani.

Sejatinya, ebola merupakan virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan liar. WHO menyebut, kelelawar pemakan buah yang termasuk klan Pteropodidae merupakan pembawa alami virus itu.

Kelamaan, virus itu berkembang di populasi manusia, dan dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Hingga kini, belum ada pengobatan maupun vaksinasi berlisensi untuk mengatasinya.

Situs resmi WHO menerangkan, ebola menular ke manusia melalui kontak darah, sekresi, atau organ dan cairan lain dari hewan yang terinfeksi. Selain kelelawar, virus juga ditemukan pada hewan primata.

Dari manusia ke manusia, penularan terjadi lewat kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi. Kulit yang terbuka atau selaput lendir yang terkena darah, sekresi, maupun cairan lain, bisa menularkannya.

Kontak tidak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi cairan itu juga bisa fatal. Misalnya: ruang karantina pasien maupun upacara pemakaman korban meninggal di mana pelayat bisa kontak langsung.

Pasien yang telah dinyatakan sembuh, juga masih bisa menularkan virus, kemungkinan besar melalui air mani. Biasanya, jangka waktu yang diperlukan untuk virus benar-benar mati lebih dari tujuh minggu.

Tak ada obat
Yang menjadi kabar buruk, hingga kini ebola belum ada obatnya. Saat virus sudah bercokol dalam tubuh, itu akan mengakibatkan inflamasi serius. Jika imunitas dan peredaran darah tak terkontrol, organ fatal.

Ebola menyerang sel-T limfosit dalam kekebalan tubuh, sel yang sama seperti yang diserang HIV. Namun menurut laman The Conversation, ebola bisa merusak dengan jauh lebih agresif. Ia bisa memecah pembuluh darah di mana-mana, sehingga mengakibat pendarahan internal dan eksternal.

Saat itu, serangan virus mencapai puncak. Pasien akan terus dehidrasi. Memenuhi tubuh dengan minuman yang mengandung elektrolit sangat penting. Itu akan membantu melewati masa terminal.

Perawatan intensif di awal masa infeksi juga bisa membantu penyembuhan pasien.

Dunia kesehatan sedang mengembangkan vaksinasi untuk menyembuhkan ebola. Namun, itu belum bisa benar-benar digunakan. Ilmuwan menemukan molekul BCX4430 yang bisa mencegah perkembangan virus dan menghentikannya di tubuh primata. Namun, belum diuji coba pada manusia.

Saat ini, yang bisa dilakukan hanya mengisolasi penderitanya. Sebab, menurut seorang internis, Dr. Marc Siegel, yang membuat ebola “populer” di Afrika adalah kebiasaan masyarakatnya tinggal berdekatan.

Itu membuat mereka kurang waspada terhadap penularan virus. Mengutip Fox News, ritual pemakaman yang memungkinkan kontak dengan jasad yang telah terinfeksi, juga bisa jadi penyebab penyebaran.

Menaklukkan penyebaran virus
Meski ebola amat berbahaya, Dr. Marc Siegel menyarankan dunia untuk tetap tenang. Kepanikan berlebihan justru memperburuk situasi. Cara terbaik menaklukkan penyebaran virus adalah isolasi.

Menurut Siegel, ebola tidak semenakutkan kedengarannya. Itu masih bisa dicegah dengan isolasi pasien, pola hidup higienis, dan peningkatan daya tahan tubuh. Bahkan, penderitanya masih bisa sembuh total.

Dr. Jay Keystone dari unit penyakit tropis Rumah Sakit Umum Toronto sepakat soal itu. Ia menambahkan, yang pertama harus dituntaskan adalah kecepatan penemuan kasus.

“Masalahnya, orang yang terinfeksi, bisa begitu saja kembali ke desa tanpa ada yang tahu soal itu,” kata Keystone saat diwawancarai CBC Canada. Karena itu, penting untuk mengetahui kasus secara dini.

“Jika kasus sudah diketahui, segera diawasi, didiagnosis, dan penderitanya diisolasi,” imbuh Keystone.

Sedang mereka yang kontak langsung dengan pasien, seperti petugas medis, harus menggunakan busana khusus. Itu sebabnya para relawan di Afrika bekerja dengan busana serba tertutup dan disemprot desinfektan, agar tidak terinfeksi virus.

“Mencuci tangan secara teratur juga mencegahnya,” lanjut Keystone. Katanya, ebola hanya menular lewat kontak langsung. Ia tidak aerosol, sehingga tidak menular melalui udara seperti batuk dan bersin.


©
VIVA.co.id

Taxi, Pesawat, dan Virus: Rantai Persebaran Ebola yang Mematikan


DUNIA

Taxi, Pesawat, dan Virus: Rantai Persebaran Ebola yang Mematikan

Ditemukan 1.200 kasus dan 672 di antaranya berujung kematian.
Petugas medis di Liberia membawa jenazah penderita virus Ebola.

VIVAnews - Dunia kesehatan kembali digegerkan kekhawatiran penyebaran wabah virus mematikan, Ebola, yang kini mewabah di Afrika Barat.

Dilansir Reuters edisi Jumat, 1 Agustus 2014, perhatian utama para ilmuwan dan pakar kesehatan bukanlah tentang virologinya, melainkan bagaimana pembawa mikroba itu, manusia, menggunakan pesawat, sepeda, taksi, dan sarana umum lainnya.

Menurut pakar spesialis penyakit menular, resiko persebaran virus dari Afrika ke Benua lain sangat rendah meski tak bisa dibilang nihil. Sebab itu, para ilmuwan dan petugas medis terkait melacak setiap orang yang dimungkinkan pernah berinteraksi dengan penderita.

Kekhawatiran global merebak setelah diketahui adanya penderita Ebola yang menumpang pesawat dari Liberia menuju Nigeria. Hal itu membuat otoritas setempat disibukkan melacak seluruh penumpang yang terbang bersama penderita itu.

Wabah di Afrika Barat diketahui bermula dari Guinea pada Februari dan cepat menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Tak butuh waktu lama, ditemukan 1200 kasus dan 672 diantaranya berujung kematian. Wabah ini terbesar sejak diketemukannya virus itu sekitar 40 tahun lalu.

Sierra Leone telah mendeklarasikan darurat wabah Ebola. Liberia telah meliburkan sekolah dan berancang-ancang mengarantina beberapa komunitas.

"Yang paling penting adalah pengawasan yang baik pada setiap orang yang memiliki riwayat kontak dengan penderita," kata David Heyman, profesor epidemiologi penyakit infeksi. (ren)


©
VIVA.co.id

Akhir Bahagia Dua Penderita Ebola

DUNIA

Akhir Bahagia Dua Penderita Ebola

Mereka berhasil pulih dan memilih jadi "duta" ebola.

 

VIVAlife - Ebola Virus Disease (EVD) makin menghantui dunia. Ia bisa membunuh 90 persen pasien yang terinfeksi. Hingga kini, kematian akibat virus asal Afrika itu sudah mencapai lebih dari 670 orang.

Meski belum ada obat maupun vaksinasinya, penderita ebola masih punya harapan selamat jika segera dirawat intensif. Itu terbukti pada Mohamed dan Zena, dua penderita ebola di Guinea, Afrika Barat.

Kisah mereka diawali 14 Maret lalu, saat kakak Mohamed datang dari desa untuk mencari pengobatan di Conakry. Ia didiagnosis malaria dan tifus. Pemuda itu demam, muntah, kelelahan, dan sulit bernapas.

Mohamed, Zena, dan keluarga merawatnya. Namun, kondisi pemuda itu memburuk. Ia dilarikan ke rumah sakit, dan meninggal empat hari kemudian. Seluruh keluarga pun ikut andil dalam pemakaman.

Namun tak lama kemudian, mereka yang ikut merawat saat sakit, memandikan jenazah, dan menguburkan kakak Mohamed terserang sakit serupa. Dari sembilan yang terinfeksi, enam meninggal.

Mohamed dan istrinya dirawat di bangsal isolasi rumah sakit. Di sana, mereka bertemu Zena dan keluarganya yang juga dirawat. Zena menuturkan, mereka muntah. Ia pikir takkan ada kata selamat.

Guru berusia 24 tahun itu sampai kehilangan pekerjaan. Demikian pula dengan Mohamed yang seorang pegawai pemerintah.
Mereka ditelepon kantor dan diminta tidak kembali bekerja. Sebab, orang-orang di lingkungan khawatir terkontaminasi virus di tubuh mereka. Zena sedih luar biasa.

“Orang kira, menjadi pasien ebola pasti akan meninggal. Anda tidak akan pernah pulih, ebola akan membunuh apapun upaya yang dilakukan,” ungkap Mohamed. Tak dipungkiri, ia pun berpikir begitu.

Di depan mata Mohamed dan Zena, satu per satu anggota keluarga menyerah karena penyakit yang akhirnya diketahui sebagai ebola. Namun Dokter Lintas Batas (MSF) dan staf medis WHO terus berjuang.

Berkat perawatan intensif, keduanya akhirnya selamat. Kini, Mohamed dan Zena menjadi “duta” ebola di Afrika. Mereka mendatangi pasien dan keluarga, memberi motivasi serta semangat untuk pulih.

Mohamed dan Zena juga memberi edukasi tentang apa itu ebola, bagaimana penularannya, serta pencegahan infeksi. Mereka juga menekankan, mengobati virus sedini mungkin bisa berdampak positif.

Di tengah stigma dan ketakutan berlebihan masyarakat terhadap ebola, Mohamed dan Zena seakan jadi cahaya. Kisah mereka terus diulang. Itu memercikkan harapan bagi para pasien ebola.

Lewat kisah itu, Mohamed dan Zena menyelamatkan nyawa dan berkontribusi mengendalikan wabah.

“Saya tidak pernah mendengar ebola sebelumnya. Sekarang saya banyak membaca dan meriset, juga bersosialisasi dengan banyak orang yang bekerja di lapangan,” tutur Zena. Ia menyukai kegiatannya.

Sedang Mohamed, merasa aktivitasnya akan menyelamatkan banyak orang, seperti dulu ia diselamatkan para petugas medis. “Kita harus menghentikan wabah ini jika ingin kembali hidup normal,” ungkapnya.

Sumber: WHO International


©
VIVA.co.id

Wednesday, July 30, 2014

Santri Tahfidz Daarul Quran Indonesia Tewas Akibat Serangan Israel

Gaza - Pasukan Israel menghancurkan Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia di Gaza pada 15 Juli lalu. Selain itu, pasukan Israel juga membunuh beberapa santri Tahfidz Daarul Qur'an dengan pola serangannya yang membabi buta.

"Hanin Hammuda (14), salah seorang santri Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia, tewas bersama ibunya Kainat Hammuda, Selasa 29 Juli tengah malam. Dua adik Hanin yang masih balita juga terbunuh. Mereka terkena roket yang ditembakkan artileri Israel," tulis siaran pers Tahfidz Daarul Quran, kepada detikcom, Kamis (31/7/2014).

Koordinator Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia Abdillah Onim melaporkan, serangan tengah malam itu juga menewaskan Abu Athif, Fatma Mutawak, dan lain-lain. 

"Mereka semua tetangga Graha, yang malam itu tengah berkumpul di salah satu kamar perlindungan," ungkap Abdillah.

Serangan Israel juga menyasar Masjid Umari, yang merupakan cikal bakal Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia. Akibatnya, kaca-kaca hancur berantakan dan tempat wudhu rata dengan tanah. Sampai kabar ini diturunkan, agresi Israel telah membunuh sekitar 1.500 warga Gaza dan melukai belasan ribu lainnya.

Tuesday, July 29, 2014

Israel tingkatkan aksi pengeboman di Gaza

Israel Tingkatkan Aksi Pengeboman di Gaza

Serangan Israel ke Gaza melalui udara, darat, dan laut semakin ditingkatkan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan berhenti sampai misinya selesai.
Senin (29/07) malam, suasana mencekam menyelimuti Gaza ketika sekitar 60 serangan udara menghantam gedung stasiun televisi dan radio, serta semua tempat yang berhubungan dengan Hamas.
Setidaknya 60 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan setempat.
Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan akan terus menyerang sampai tujuannya tercapai.
Dalam sebuah pernyataan di televisi, dia menekankan pentingnya menghancurkan terowongan yang membentang di bawah perbatasan Gaza dan Israel untuk mencegah militan menyusup.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengungkapkan kekhawatirannya atas adanya laporan bahwa Israel meyebarkan peringatan untuk meminta warga Gaza utara untuk pergi.
Dia mengatakan PBB tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi gelombang pengungsi. Namun Israel mengatakan mereka memberi peringatan agar dapat meminimalisir korban jiwa.

Gedung-gedung runtuh

Hingga kini, pejabat resmi Palestina mengatakan 1.115 warga - mayoritas sipil - telah tewas sejak 8 Juli. Di sisi lain, Israel telah kehilangan 53 tentara dan tiga warga sipil.
Dalam perkembangan lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Israel bertindak seperti "anjing gila" dan menyerukan umat Islam untuk mempersenjatai warga Palestina sehingga mereka bisa melawan upaya "genosida".
Sebanyak 55 rumah hancur dalam serangan Israel Senin malam dan sejumlah orang tertimbun reruntuhan di setidaknya tiga rumah, kata pejabat keamanan Palestina kepada BBC.
Rumah kosong milik mantan Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyeh hancur, begitu juga sembilan gedung, tiga masjid, gedung pemerintah, serta gedung stasiun tv dan radio Hamas.
Pelabuhan Gaza rusak dan dua sekolah serta satu taman kanak-kanak terbakar, kata sumber keamanan kepada BBC.
Menurut Kementerian Kesehatan, dalam kurun waktu 24 jam, sebanyak 110 orang tewas dan 60 di antaranya meninggal setelah lewat tengah malam.

Wakil Ketua MPR RI Nilai PBB Kehilangan Alasan Kehadirannya

Wakil Ketua MPR RI Nilai PBB Kehilangan Alasan Kehadirannya

http://adf.ly/qgAlo
Unit-unit infantri Israel dikerahkan ke perbatasan dengan Jalur Gaza untuk mendukung serangan darat terhadap wilayah Palestina itu. 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dinilai telah kehilangan alasan kehadiran (raison d'etre)-nya jika tidak bisa menghentikan agresi dan kekejaman Israel terhadap Bangsa Palestina.
Menurut Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y Thohari, kekejaman Israeltelah melampaui peradaban umat manusia abad moderen abad 21. Thohari mengatakan, apa yang dilakukan oleh Israel telah menjurus pada pembantaian atau genocida terhadap eksistensi Bangsa Palestina.
"PBB bukan hanya harus bisa menghentikan pembantaian tersebut, melainkan harus bisa membawa Israel ke Pengadilan HAM Internasional atau International Tribunal. Sudah sangat terlambat bagi PBB untuk segera mengirimkan pasukan di bawah payung PBB untuk menghentikan pembantaian kemanusiaan di Gaza," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa (29/7/2014).
Menurutnya, jika langkah-langkah itu tidak bisa diambil dan dilakukan, maka sungguh PBB telah kehilangan raison d'etre-nya. PBB kehilangan sama sekali alasan kehadirannya. Pasalnya, tindakan Israel yang sudah memakan korban tewas ratusa warga Palestina, bahkan ratusan anak-anak dan perempuan yang tidak berdaya itu, sungguh telah mencoreng peradaban moderen yang bercirikan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM).
"Saya rasa peradaban moderen yang ditulangpunggungi peradaban bangsa-bangsa Barat sekarang ini telah mengalami kebangkrutan yang luar biasa karena telah membiarkan sebuah pembantaian terjadi di depan matanya," ujarnya.
Negara Barat, lanjut dia, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebagai penguasa dunia dan PBB sekarang ini seharusnya malu hati menyaksikan kejahatan kemanusiaan itu terjadi di depan hidungnya sendiri. Padahal mereka nyata-nyata memiliki kekuatan untuk menghentikan Israel.
"Dalam konteks dan perspektif ini maka Organisasi Non Blok dan Organisasi Konperensi Islam (OKI) mutlak harus menekan PBB untuk segera menjatuhkan hukuman kepada Israel. Jika tidak saya yakin OKI dan Nonblok juga bisa kehilangan argumen atas kehadiran dirinya sekarang ini," ujarnya.
Thohari menambahkan, Nonblok yang dipimpin oleh Iran yang dikenal keras dan OKI yang dipimpin oleh Turki dan Arab Saudi yang dikenal sangat dekat dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) seharusnya bisa berbuat banyak serta malu hati membiarkan kekejaman Israel atas bangsa Palestina yang tidak berdaya sekarang ini.
"Indonesia yang juga dikenal dekat dengan negara-negara Barat penguasa dunia, sudah waktunya untuk mengambil posisi aktif mendesak OKI dan Nonblok untuk memberikan ultimatum kepada PBB untuk mengambil langkah apapun demi menghentikan secara kategoris pembantaian manusia di Gaza itu," kata dia.
Menurutnya, langkah Indonesia itu bukan hanya merupakan omperativum konstitusi, melainkan juga pengejawantahan nilai-nilai Pancasila, terutama Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
"Apapun alasannya tindakan Israel yang sudah membunuh ratusan warga Palestina itu bukan hanya melawan HAM, melainkan juga langsung menohok nilai-nilai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945," katanya.

Dokter Lintas Batas Kecam Serangan ke RS Al Shifa di Gaza

Dokter Lintas Batas Kecam Serangan ke RS Al Shifa di Gaza

Seorang warga Gaza mendorong sepedanya melintasi puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan militer Israel yang sudah memasuki hari ke-16. 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi kemanusiaan medis internasional Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mengecam keras serangan pada 28 Juli terhadap RS Al Shifa di kota Gaza, di mana tim bedah MSF bekerja.
Al Shifa adalah RS rujukan utama untuk seluruh Jalur Gaza. Pengeboman terbaru terhadap fasilitas kesehatan ini, tempat di mana ribuan orang mengungsi sejak Israel meluncurkan ’Operation Protective Edge’ tiga minggu lalu, menunjukkan bahwa penduduk sipil di Gazatidak punya tempat yang aman untuk berlindung, dan ini menunjukkan sulitnya menyediakan bantuan darurat di Gaza.
Seorang staf internasional MSF berada di dalam bangunan RS ketika unit pasien rawat inap di RS Al Shifa dibom. Meski tak ada yang cedera, ini adalah RS keempat di Gaza yang diserang sejak 8 Juli, RS lainnya adalah European General Hospital, RS Al Aqsa, dan RS Beit Hanoun.
”Menyasar RS dan lingkungan di sekitarnya adalah tindakan yang sangat tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran Hukum Kemanusiaan Internasional yang serius,” ujar Tommaso Fabbri, Kepala Misi MSF di wilayah Palestina.
”Apapun keadaannya, fasilitas kesehatan dan staf medis harus dilindungi dan dihormati. Namun, kini di Gaza, RS tidak lagi menjadi tempat berlindung sebagaimana seharusnya.”
Satu jam setelah RS Al Shifa diserang, sebuah roket menghantam kamp pengungsi Shati. Mereka yang cedera – sebagian besar anak-anak – dibawa ke Al Shifa. “Dua pertiga korban cedera yang saya lihat tiba di RS Al Shifa adalah anak-anak,” ujar Michele Beck, penasihat medis MSF di Gaza.
Di Jalur Gaza, 1,8 juta orang, termasuk lebih dari 160.000 penduduk terlantar, tinggal di lahan yang sempit dan padat penduduk.
”Penduduk Gaza terkepung oleh laut dan perbatasan yang tertutup,” ujar says Marie-Noëlle Rodrigue, direktur operasional MSF.
“Ketika tentara Israel memerintahkan penduduk sipil untuk evakuasi dari rumah dan permukiman, mereka bisa pergi ke mana? PendudukGaza tidak punya kebebasan untuk bergerak dan tidak bisa mencari perlindungan di luar Gaza. Mereka terperangkap.”
Bagi organisasi medis dan kemanusiaan di Gaza, seperti MSF, bekerja dan bergerak adalah tindakan yang sangat sulit dan berbahaya. Dalam tiga minggu terakhir, petugas ambulans dan paramedis dari Bulan Sabit Merah terbunuh dan terluka.
Pada 20 Juli, ada serangan udara beberapa ratus meter dari kendaraan yang jelas-jelas ditandai sebagai kendaraan MSF. Pada hari yang sama, sebuah misil jatuh – meski gagal meledak – sekitar 10 meter dari sebuah tenda MSF yang didirikan di pekarangan RS Nasser, di bagian selatan Gaza.
Dalam tiga minggu terakhir, tim MSF baru bisa mencapai RS Nasser dua kali. MSF terpaksa menunda aktivitas bedah di RS, padahal kebutuhan medis sangat tinggi di daerah yang dihantam serangan ini, di mana sebagian besar korban yang terluka adalah perempuan dan anak-anak.
“Kami memiliki tim bedah yang siap bekerja di RS Nasser, namun tanpa keamanan yang jelas dan bisa diandalkan dari kedua pihak yang terlibat dalam konflik, kami tidak bisa mengambil risiko mengirim mereka,” ujar Nicolas Palarus, koordinator proyek MSF di Gaza.
Bagi organisasi bantuan, membawa masuk staf dan persediaan medis ke dalam Gaza sangat sulit. Penyeberangan Rafah, dari Mesir, dan penyeberangan Erez serta Kerem Shalom, dari Israel dibuka sebagian, namun ada risiko pengeboman dan collateral damage atau kehancuran yang tidak seharusnya terjadi.
”Penduduk tersandera, dan nyaris tak ada apapun atau apapun yang bisa keluar masuk,” ujar Marie-Noëlle Rodrigue.
Karena serangan artileri yang intens, korban sakit dan luka-luka juga kesulitan menjangkau RS. Setengah dari pusat kesehatan Gaza tidak berfungsi. Di kota Gaza, rumah bagi 800.000 orang, hanya empat dari 15 pusat kesehatan yang buka.
“Di luar persoalan darurat, kebutuhan medis dasar dan layanan kehamilan serta penanganan penyakit-penyakit kronis, dan akses mendapatkan air minum dan makanan, tidak tersedia,” ungkap Nicolas Palarus. 

Kebablasan, Disunat Malah Penis Hilang

Kebablasan, Disunat Malah Penis Hilang

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Malang benar nasib pria Amerika ini. Berniat sunat,  malah kehilangan alat vitalnya. Pria itu pun mengajukan gugatan hukum terhadap sebuah rumah sakit di Alabama, AS.
Kisahnya berawal ketika Johnny Lee Banks, pria asal kota Birmingham, Alabama, AS, pergi ke RS Princeton Baptist Medical Center bulan lalu untuk sebuah operasi "sunat" kecil.
Namun, apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Operasi penyunatan yang seharusnya hanya menjadi sebuah pekerjaan rutin bagi para dokter tak berlangsung normal. Banks tak hanya kehilangan kulit di ujung penisnya, tetapi ia juga kehilangan seluruh alat vitalnya itu.
Akibatnya, kini Banks mengajukan gugatan hukum terkait proses operasi yang menurut dia adalah sebuah malapraktik medis itu. Lewat kuasa hukumnya, Banks mengajukan gugatan dan menuntut kompensasi yang besarnya belum ditentukan.
Para kuasa hukum mengatakan, malapraktik ini menimbulkan rasa sakit yang berkelanjutan untuk Banks. Tak hanya itu, sang istri, Zelda, juga ikut menderita. Banks dan istrinya menggugat manajemen rumah sakit dan dua orang dokter.
Namun, upaya mengajukan gugatan ini tampaknya akan berjalan alot karena pihak rumah sakit menegaskan akan bertarung menghadapi gugatan Banks dan istrinya.
"Kami sudah mempelajari masalah ini dan kami akan melakukan pembelaan diri sekuat tenaga," demikian pernyataan manajemen rumah sakit.(Sky News)
Editor: Johnson Simanjuntak
Sumber: Kompas.com

Saturday, July 26, 2014

Sisi akan Hilangkan Ikhwanul Muslimin dari Mesir

Sisi akan Hilangkan Ikhwanul Muslimin dari Mesir

Abdel Fattah al-Sisi (REUTERS/Kementerian Pertahanan/Handout via Reuters)

Kairo (ANTARA News) - Mantan panglima militer Mesir dan calon presiden terkemuka Abdel Fattah al-Sisi, Senin mengatakan, gerakan Ikhwanul Muslimin  telah "tamat" di Mesir dan tidak akan kembali jika dia terpilih.

Tentara yang dipimpin Sisi telah menggulingan Mohamed Moursi yang didukung Ikhwanul Muslimin. Selanjutnya gerakan Ikhwanul Muslimin dilarang, para pemimpinnya ditangkap dan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar pendukung Morsi, tewas dalam bentrokan-bentrokan protes.

"Saya tidak menyelesaikannya, Anda rakyat Mesir yang menamatkannya," kata Sisi dalam wawancara TV pertama sejak mengumumkan pencalonannya, ketika ditanya apakah Ikhwanul telah "tamat."

Ditanya apakah dia mengatakan (Ikhwanul Muslimin) tidak akan ada di bawah kepresidenannya, dia menjawab: "Ya."

Sisi mengatakan, rakyat Mesir telah menolak ideologi kelompok dan tidak akan membiarkannya untuk kembali.

Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © 2014

Serangan Mortir Tewaskan Empat Anak di Sinai Mesir

Serangan Mortir Tewaskan Empat Anak di Sinai Mesir

Seorang pria menyemprotkan penyegar udara di atas sejumlah jenazah pendukung Presiden Mesir terguling, Mohamed Mursi, di mesjid El Eyman, Kairo, Kamis (15/8). Mesir berada dalam kekacauan setelah aparat keamanan bergerak membersihkan kemah ribuan pendukung Mursi pada hari Rabu, dan kekerasan menyebar di seluruh negeri. (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)

 Kairo (ANTARA News) - Empat anak tewas, Sabtu, di Semenanjung Sinai Mesir, satu peluru mortir menghantam rumah mereka, yang nampaknya serangan gerilyawan terhadap tentara, kata para pejabat keamanan.

Serangan itu terjadi di kota El-Joura Sinai utara, satu pangkalan gerilyawan Islam yang telah membunuh sejumlah polisi dan tentara tahun lalu.

Empat orang cedera akibat serangan itu, kata para pejabat, dan menambahkan, anak-anak itu berusia di bawah 15 tahun.

Tentara dan polisi telah menyisir daerah itu sehari setelah gerilyawan menembak mati dua tentara senior dan personil polisi ketika mereka meninggalkan rumah mereka.

Serangan gerilyawan meningkat sejak tahun lalu setelah militer menggulingkan Presiden Mesir, Mohamed Mursi, dan menindak keras para pendukungnya sejak Juli 2013.

Setidaknya 1.400 orang tewas dalam tidakan keras itu, sebagian para pemrokes dari kelompok Islam. Serangan kelompok garis keras itu biasanya ditujukan pada personil keamanan, tetapi mereka juga menyebabkan jatuh korban warga sipil.

Setidaknya tujuh warga sipil dan seorang tentara tewas akibat satu serangan roket awal bulan ini di ibu kota Sinai utara El-Arish, ketika satu roket salah sasaran dan menghantam satu lokasi pasar yang ramai pengunjung.

Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © 2014

Afghanistan Sambut Idul Fitri di Tengah Ancaman

Afghanistan Sambut Idul Fitri di Tengah Ancaman

Dokumen foto warga Afghanistan membuat kue-kue manis di satu pabrik tradisional menjelang Idul Fitri di Kabul, Afghanistan, Kamis (24/7). (REUTERS/Mohammad Ismail)

 Kabul (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Di tengah keprihatinan mengenai keamanannya, umat Muslim Afghanistan kini sibuk berbelanja dan membuat persiapan untuk merayakan Idul Fitri, penutup Bulan Suci Ramadhan.

Toko penganan dan kios tukang jahit di pasar Afghanistan selama beberapa hari belakangan ini dipenuhi konsumen yang ingin merayakan Idul Fitri.

"Saya menunggu untuk mengambil pakaian yang saya pesan buat saya sendiri, istri saya dan anak-anak saya," kata seorang warga Kabul, Mohammad Azim, kepada Xinhua.

Namun, Azim telah menyampaikan keprihatinan mengenai serangan Taliban, dan berharap kelompok bersenjata itu menghormati rakyat Afghanistan untuk merayakan Idul Fitri.

Selama beberapa pekan belakangan ini faksi Taliban telah melanjutkan serangan di berbagai bagian wilayah Afghanistan. Masih diragukan apakah gerilyawan itu, yang juga dikenal sebagai penganut agama yang taat, akan menghentikan serangan selama Idul Fitri 1435 Hijriyah.

Anggota Taliban dalam serangan sengit paling akhirnya, menurut laporan media, menewaskan 16 pelancong, semuanya warga sipil, di Provinsi Ghor di bagian tengah Afghanistan pada Rabu (23/7), hanya beberapa hari sebelum Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada Senin (28/7).

Seperti Azim, kebanyakan orang Afghanistan memenuhi kedai penjahit, toko penganan untuk memiliki pakaian baru dan membeli penganan, kue coklat serta kue lain untuk menyambut tamu saat Idul Fitri.

Di Afghanistan Idul Fitri adalah hari raya yang berlangsung selama tiga hari, sehingga semua toko dan kantor tutup. Umat Muslim biasanya saling mengunjungi dan bersilaturahim.

Selama Ramadhan dan Idul Fitri, sisi lain Afghanistan biasanya muncul dan itu adalah tingginya angka kemiskinan di negara yang dicabik pertempuran tersebut.

Selama hari raya itu, banyak pengemis berkeliaran di jalan. Lelaki, perempuan dan anak kecil duduk di trotoar untuk meminta sedekah dari pejalan kaki dan pengendara.

Seorang pengemis yang mengaku bernama Shazia berkata kepada Xinhua, "Suami saya meninggal dalam serangan bunuh diri sekitar dua tahun lalu di Kabul, dan sejak itu saya terpaksa mengemis untuk menunjang keluarga."

Shazia mengatakan, dengan uang hasil mengemis akan dibelikannya pakaian bekas bagi empat anaknya, agar mereka bisa gembira selama Idul Fitri.

Ia mengaku masih khawatir bahwa Taliban akan menyerang lagi di tengah Idul Fitri. Ia sangat cemas akan tewasnya warga sipil layaknya sang suami tercinta.
(Uu.C003)

Editor: Priyambodo RH

Korban Tewas di Gaza Lampaui 850 Orang

Dokumen foto seorang ibu Palestina dengan baju penuh darah dari kerabatnya yang terluka akibat serangan Israel menangis di sebuah rumah sakit di Kota Gaza, Palestina, Minggu (20/7). (REUTERS/Mohammed Salem)

 Gaza City, Wilayah Palestina (ANTARA News/AFP) - Tembakan Israel di Gaza menewaskan seorang wanita hamil dan seorang tokoh senior Jihad Islam pada Jumat, sehingga jumlah korban warga Palestina yang tewas dalam serangan 18 hari negara Yahudi itu melampaui 850, kata dinas layanan medis darurat setempat.

Para ahli bedah menyelamatkan kehidupan anak yang belum lahir dari wanita 23 tahun setelah serangan udara menghantam sebuah rumah di kota Gaza tengah, Deir al-Balah, kata juru bicara layanan medis darurat Palestina Ashraf al-Qudra.

Serangan udara lain menewaskan juru bicara senior Jihad Islam, kelompok pejuang terbesar kedua di Gaza setelah Hamas, Salah Hasanein yang mendominasi wilayah itu.

Dua anak lelaki Salah Hasanein, masing-masing berumur 12 dan 15 tahun, juga tewas dalam serangan di selatan kota Rafah, kata Qudra.

Jihad Islam pun menegaskan kematian itu.

Serangan mengambil korban tewas warga Palestina di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif pada 8 Juli 2014 menjadi 865 orang.

Roket-roket dan mortir yang ditembakkan ke Israel telah menewaskan tiga warga sipil, yakni dua warga Israel dan seorang pekerja pertanian Thailand, dalam pertempuran di kawasan Gaza yang sejauh ini menewaskan 35 tentara Israel.

Kejadian tragis ini adalah konflik paling berdarah di sekitar wilayah Palestina yang diblokade sejak September 2008.

Pengawas hak asasi manusia (HAM) melaporkan, sekira 80 persen korban tewas di Palestina adalah warga sipil, dan banyak di antara mereka adalah wanita maupun anak-anak.
(Uu.H-AK)

Editor: Priyambodo RH

Presiden SBY Yakin Proses Pilpres Berjalan Aman

Presiden SBY Yakin Proses Pilpres Berjalan Aman

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Rekapitulasi versi Prabowo-Hatta: Prabowo 50,25%, Jokowi 49,74%

Rekapitulasi versi Prabowo-Hatta: Prabowo 50,25%, Jokowi 49,74%

Reporter : Yulistyo Pratomo | Minggu, 27 Juli 2014 04:54
Tim Kuasa Prabowo-Hatta. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko
 Merdeka.com - Tim Pemenangan Prabowo-Hatta mengajukan gugatan atas hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diumumkan 22 Juli lalu. Dalam versi KPU, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla merupakan pemenang dengan perolehan suara 53,15 persen, sedangkan Prabowo-Hatta mendapat 46,85 persen.

Dalam gugatan Timses Prabowo-Hatta yang diunggah situs Mahkamah Konstitusi (MK), mereka menilai KPU telah melakukan kesalahan. Bahkan, gugatan tersebut memuat hasil Pemilu Presiden (Pilpres) berdasarkan versi mereka.

Tim Hukum Prabowo-Hatta menyebut, Prabowo Subianto unggul tipis dengan perolehan suara mereka mencapai 50,25 persen, atau 67.139.153 suara. Sedangkan rival mereka hanya mendapat 49,74 persen, atau 66.435.124 suara.

Dari pandangan Tim Hukum Prabowo-Hatta, mereka melihat KPU telah melakukan kesalahan dalam menghitung surat suara sah dari seluruh daerah. Mereka juga meminta kepada MK untuk menetapkan pasangan nomor urut 1 sebagai pemenang pemilu.

Seperti diketahui, Prabowo membuat pernyataan menarik diri dari pelaksanaan pilpres di Rumah Polonia, Jakarta Timur. Prabowo menegaskan menemukan sejumlah kecurangan yang dilakukan secara masif dan terstruktur.

Sebelumnya, anggota tim hukum Pembela Merah Putih Habiburohman menyatakan, pihaknya membawa bukti dengan 15 mobil. Berbagai bukti yang dibawa berupa 52 ribu formulir C1 dan rekaman video berasal dari masyarakat serta tim Prabowo - Hatta saat pelaksanaan Pilpres.

"Semua bukti sudah siap, saya duluan ke sini untuk melihat lokasi. Nanti kita bawa bukti semua dengan 15 mobil seperti mobil security dengan lapis baja," kata Habiburohman di Gedung MK , Jakarta, Jumat (25/7).

Gugatan pun diajukan pada Jumat (25/7) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Berbeda dari pernyataan sebelumnya, Kubu Prabowo-Hatta yang sesumbar akan membawa berkas bukti kecurangan kubu Jokowi-Jusuf Kalla dengan membawa 15 mobil lapis baja ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan, Prabowo sendiri mengatakan memiliki setumpuk bukti kecurangan.

"Tim kita punya bukti cukup banyak, hampir 1 juta dokumen, 52 saksi," kata Prabowo pakai pengeras suara di depan gedung MK.

Namun, hingga tim Prabowo pulang dari MK, 15 mobil lapis baja tak kunjung muncul. Tim Prabowo hanya menyerahkan 60 alat bukti dalam 3 bundel dokumen saat pendaftaran.

"Iya ada (truknya). Datangnya nanti bergelombang," ujar anggota tim hukum Prabowo-Hatta, Habiburokhman di MK, Jumat (25/7).
[tyo]

Bantu KPU di MK, PDIP siapkan berkas kecurangan Prabowo-Hatta

Bantu KPU di MK, PDIP siapkan berkas kecurangan Prabowo-Hatta

Trimedya di Mabes Polri. ©2014 Merdeka.com
Merdeka.com - Ketua Bidang Hukum DPP PDIP Trimedya Panjaitan mengatakan PDIP akan menyiapkan dokumen bukti-bukti kecurangan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa . Persiapan itu untuk menyikapi pasangan Prabowo - Hatta yang menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi.

"Pasangan Prabowo - Hatta menggugat KPU . Posisi PDI Perjuangan hanya sebagai pihak terkait dalam gugatan ini," kata Trimedya Panjaitan ketika dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (25/7).

Menurut Trimedya, meskipun hanya sebagai pihak terkait, dokumen bukti-bukti kecurangan pasangan Prabowo - Hatta itu membantu KPU pada persidangan di Mahkamah Konstitusi. Menurutnya, KPU sudah siap menghadapi gugatan yang akan dilakukan pasangan Prabowo - Hatta dengan menunjuk kuasa hukum yakni pengacara senior Adnan Buyung Nasution.

Anggota Komisi III DPR RI ini menambahkan, apakah bukti-bukti kecurangan yang dimiliki pasangan Prabowo - Hatta cukup kuat jika dibandingkan dengan dokumen bukti-bukti proses pemilu presiden yang dimiliki KPU .

"Apakah gugatan yang dilakukan pasangan Prabowo - Hatta ini untuk berupaya menaikkan perolehan suara atau hanya ekses dari tidak siap kalah," katanya.

Sementara itu, Anggota Tim Hukum pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, Habiburokhman mengatakan, pihaknya akan mengangkut berkas-berkas bukti kecurangan pemilu presiden dengan menggunakan 15 mobil pengangkut uang. Menurut dia, bukti-bukti kecurangan tersebut terutama ada sebanyak 52.000 dokumen form C1 yang akan diserahkan ke Mahkamah Konstitusi.

"Intinya kami sudah menyiapkan bukti-bukti," kata Habiburokhman di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta.

Translate