Aceh Future, Haba RAKYAT
Kalangan tokoh masyarakat, dari mantan kombatan GAM
menuding terusiknya perdamaian Aceh bukan saja semata-mata saat kelompok
bersenjata api Din Minimi cs muncul kepermukaan. Namun, terpuruknya kondisi
kenyaman Aceh disebabkan banyaknya indikasi korupsi berjamaah di badan
pemerintah Aceh.
Hal tersebut disampaikan ketua lembaga Acheh Future,
Razali Yusuf, Sabtu (25/04/15) melalui emailnya. “Kita dari lembaga banyak
mendapatkan keluhan dari tokoh masyarakat. Bahkan dari mantan kombatan GAM juga
mantan pejuang Aceh Merdeka (AM),” kata Razali Yusuf.
“Mereka juga menuding perdamaian Aceh terusik dengan
tidak adanya keadilan dalam mensejahtera ekonomi eks TNA atau GAM/AM kususnya,
dan masyarakat Aceh pada umumnya,” tambahnya.
Ia juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh
beberapa eks kombatan terhadap lembaga itu. Menurut Razali, kemunculanya
kelompok-kelompok tertentu seperti Din Minimi, disebabkan minimnya pembinaan
yang layak bagi mereka, sehingga kelompok-kelompok tersebut harus mengambil
sikap yang dapat mungusik perdamaian, kendatipun telah belangsung.
“Mereka bersikap demikian, dikarenakan pembiaran.
Pemimpin mereka telah melanggar hak-hak yang seharusnya mereka nikmati dari
buah hasil perdamaian,” imbuh Razali Yusuf.
“Harapan rakyat Aceh, khususnya mereka terhadap
pemimpin yang saat ini mengisi jabatan penting dalam pemerintah Aceh, agar
sesekali berpalinglah kebelakang, supaya kita tidak jatuh lagi ke lobang yang
sama,” sambungnya.
Razali Yusuf juga mengindikasikan kondisi ekonomi Aceh
saat ini jauh lebih parah dari yang pernah terjadi di Aceh. Kehidupan
masyarakat terinkasi sangat bergantungan pada anggaran pendapatan belanja
daerah seperti APBA dan APBK. “Kita mendesak
Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang merupakan pucuk pimpinan Aceh untuk mencegah terjadinya pepecahan antar sesama, jangan mengambil sikap disaat untuk diobati. Cegahlah sebelum terjadi, sejahterakan ekonomi masyarakat saat ini harus diutamakan,” tukasnya lagi.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang merupakan pucuk pimpinan Aceh untuk mencegah terjadinya pepecahan antar sesama, jangan mengambil sikap disaat untuk diobati. Cegahlah sebelum terjadi, sejahterakan ekonomi masyarakat saat ini harus diutamakan,” tukasnya lagi.
Selaku ketua lembaga Acheh Future, Razali Yusuf
mengatakan, pihaknya telah menyampaikan semua keluhan masyarakat, tak
terkecuali mantan kombatan kepada pemerintah Aceh. Namun. Ia mengakui, laporan
tersebut tak lain hanya untuk menambah isi tong sampah.
“Permasalahan yang kami dapatkan di hasil tim kami surve di 17 kabupaten kota, bahwa mereka sangat mengharapkan keadilan dan kesejateraan dengan menjalani hidup yang layak. Tidak semua dari mereka mengharapkan paket-paket proyek seperti PL. Tapi pemerataan ekonomi yang memadai sangat diharapkan. Tapi sayangnya, masukan yang kami berikan di abaikan begitu saja, dan sekarang apa yang terjadi?, maka lahirlah barisan-barisan kecewa yang menyorengkan marwah atau nama baik perjuangan rakyat Aceh, Bila hal tersebut terus dibiarkan, maka kita tunggu saja, mungkin kelompok GLM atau Basoka atau apa saja yang muncul,” pungkas Razali Yusuf.(hR/MeurahPasee).
“Permasalahan yang kami dapatkan di hasil tim kami surve di 17 kabupaten kota, bahwa mereka sangat mengharapkan keadilan dan kesejateraan dengan menjalani hidup yang layak. Tidak semua dari mereka mengharapkan paket-paket proyek seperti PL. Tapi pemerataan ekonomi yang memadai sangat diharapkan. Tapi sayangnya, masukan yang kami berikan di abaikan begitu saja, dan sekarang apa yang terjadi?, maka lahirlah barisan-barisan kecewa yang menyorengkan marwah atau nama baik perjuangan rakyat Aceh, Bila hal tersebut terus dibiarkan, maka kita tunggu saja, mungkin kelompok GLM atau Basoka atau apa saja yang muncul,” pungkas Razali Yusuf.(hR/MeurahPasee).
No comments:
Post a Comment