Saturday, April 25, 2015

Kurangnya Perhatian Terhadap Eks Kombatan, Kelompok Din Minimi Cs Bangkit!


Razali Yusuf, Ketua LSM Aceh Future, Sabtu (25/04/2015). (Foto/hR/MeurahPasee)

Aceh Future, Haba RAKYAT
Kalangan tokoh masyarakat, dari mantan kombatan GAM menuding terusiknya perdamaian Aceh bukan saja semata-mata saat kelompok bersenjata api Din Minimi cs muncul kepermukaan. Namun, terpuruknya kondisi kenyaman Aceh disebabkan banyaknya indikasi korupsi berjamaah di badan pemerintah Aceh.
Hal tersebut disampaikan ketua lembaga Acheh Future, Razali Yusuf, Sabtu (25/04/15) melalui emailnya. “Kita dari lembaga banyak mendapatkan keluhan dari tokoh masyarakat. Bahkan dari mantan kombatan GAM juga mantan pejuang Aceh Merdeka (AM),” kata Razali Yusuf.
“Mereka juga menuding perdamaian Aceh terusik dengan tidak adanya keadilan dalam mensejahtera ekonomi eks TNA atau GAM/AM kususnya, dan masyarakat Aceh pada umumnya,” tambahnya.
Ia juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh beberapa eks kombatan terhadap lembaga itu. Menurut Razali, kemunculanya kelompok-kelompok tertentu seperti Din Minimi, disebabkan minimnya pembinaan yang layak bagi mereka, sehingga kelompok-kelompok tersebut harus mengambil sikap yang dapat mungusik perdamaian, kendatipun telah belangsung.
“Mereka bersikap demikian, dikarenakan pembiaran. Pemimpin mereka telah melanggar hak-hak yang seharusnya mereka nikmati dari buah hasil perdamaian,” imbuh Razali Yusuf.
“Harapan rakyat Aceh, khususnya mereka terhadap pemimpin yang saat ini mengisi jabatan penting dalam pemerintah Aceh, agar sesekali berpalinglah kebelakang, supaya kita tidak jatuh lagi ke lobang yang sama,” sambungnya.
Razali Yusuf juga mengindikasikan kondisi ekonomi Aceh saat ini jauh lebih parah dari yang pernah terjadi di Aceh. Kehidupan masyarakat terinkasi sangat bergantungan pada anggaran pendapatan belanja daerah seperti APBA dan APBK. “Kita mendesak
Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang merupakan pucuk pimpinan Aceh untuk mencegah terjadinya pepecahan antar sesama, jangan mengambil sikap disaat untuk diobati. Cegahlah sebelum terjadi, sejahterakan ekonomi masyarakat saat ini harus diutamakan,” tukasnya lagi.
Selaku ketua lembaga Acheh Future, Razali Yusuf mengatakan, pihaknya telah menyampaikan semua keluhan masyarakat, tak terkecuali mantan kombatan kepada pemerintah Aceh. Namun. Ia mengakui, laporan tersebut tak lain hanya untuk menambah isi tong sampah.
“Permasalahan  yang kami dapatkan di hasil tim kami surve di 17 kabupaten kota, bahwa mereka sangat mengharapkan keadilan dan kesejateraan dengan menjalani hidup yang layak. Tidak semua dari mereka mengharapkan paket-paket proyek seperti PL. Tapi pemerataan ekonomi yang memadai sangat diharapkan. Tapi sayangnya, masukan yang kami berikan di abaikan begitu saja, dan sekarang apa yang terjadi?, maka lahirlah barisan-barisan kecewa yang menyorengkan marwah atau nama baik perjuangan rakyat Aceh, Bila hal tersebut terus dibiarkan, maka kita tunggu saja, mungkin kelompok GLM atau Basoka atau apa saja yang muncul,” pungkas Razali Yusuf.(hR/MeurahPasee).

No comments:

Post a Comment

Translate