Dalam islam, bahaya pacaran tidak diragukan lagi kebenarannya
karena itu merupakan perbuatan yang jelas-jelas sudah dilarang dalam
al-Quran. Namun sayangnya larangan tetap larangan, sedangkan orang yang
mengerjakannya terus bertambah dari hari ke hari. Seolah-olah larangan
telah berobah menjadi perintah, seperti pepatah bahasa Aceh "Ta tham
lagee ta yue", yang artinya "kita larang bagaikan kita perintahkan".
Untuk itu, tulisan-tulisan tentang bahaya pacaran perlu
diperbanyak dan disebarkan agar para remaja khususnya dan siapa saja
umumnya bisa mengerti dan menghindari perbuatan yang menjadi sumber
perzinaan ini.
Beberapa Bahaya Pacaran Bagi Kaum Remaja
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kaum remaja lah yang paling rentan
melakukan pacaran. Apalagi di akhir zaman ini, pacaran telah menjadi
wabah yang hampir-hampir tak bisa dibendung lagi perkembangannya.
Perkembangan teknologi yang semakin mutakhir telah mendobrak batas-batas
pergaulan antara lelaki dan perempuan. Gadget yang canggih menjadi
sarana paling efektif untuk memulai tindakan ini, sehingga tak aneh bila
ada sebagian remaja yang malu bila tidak mempunyai pacar. Nauzubillah!
1. Pacaran menjadi awal terjadinya zina
Dalam al-Quran, Allah swt telah berfirman secara tegas untuk menhindari
hal-hal yang bisa menjurus kepada perbuatan zina, dimana salah satunya
adalah pacaran. Apalagi pacaran zaman sekarang, kalau tidak ada
jalan-jalan rasanya kurang lengkap, kalau tidak berdua-duaan seolah
tidak sah menjadi sepasang kekasih. Bila hal ini sudah dilakukan, besar
kemungkinan akan terjerumus dalam perzinaan. Nauzubillah!
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’:
32)
2. Pacaran dapat merusak masa depan
Seorang manusia yang hidup di dunia haruslah mempunyai cita-cita dan
harapan yang ingin diraih. Bila itu tidak ada, maka hilanglah warna
dunia. Dunia akan lesu, dan untuk menjadi khalifah di muka bumi seperti
yang ditegaskan oleh Allah SWT sulit diwujudkan.
Pacaran, seperti yang terlihat sekarang tak dapat dipungkiri lagi adalah
salah satu faktor yang menghalangi manusia dari tercapainya cita-cita.
Bagaimana tidak, seorang gadis atau pemuda yang berpacaran hanya
memikirkan kekasihnya, bahkan lebih jauh mereka akan membuang waktu
dengan bermain-main berdua.
Dalam kaca mata agama, jelas itu dosa. Sedangkan dalam kamus
keberhasilan, itu jelas penghalang utama kemajuan. Memang ada juga
seseorang yang termotivasi dengan kekasihnya sehingga berhasil meraih
cita-cita yang mereka dambakan. Tetapi kebanyakan kisah seperti ini
adalah mereka tidak pernah bertemu dengan kekasihnya, apalagi membuang
waktu dengan jalan-jalan atau semisalnya. Yang mereka lakukan hanya
memendam saja perasaan cintanya dalam dada, kemudian itu dijadikan
sebagai api pembakar semangat untuk meraih cita-cita, ya itu memang ada.
Tapi ada berapakah kisah seperti itu?
Mungkin kita berkilah, mereka banyak kok yang pacaran tapi lihat
sekarang, mereka telah jadi dokter, telah jadi pembisnis, telah jadi ini
dan itu. Ya, bisa jadi mereka sukses walaupun setiap hari mereka
habiskan untuk melakukan hubungan haram, namun seandainya mereka fokus
dalam menjalani pelajarannya, mungkin kesuksesan mereka tidak sama
dengan sekarang, tetapi lebih cemerlang dan lain daripada yang lain.
Apalagi perempuan, bila mereka telah jatuh cinta, hampir bisa dipastikan
mereka akan banyak membuang waktu pada hal yang sia-sia. Karena memang
sudah sifatnya perempuan itu sensitif, bila telah mencintai sulit
berpikir yang lain selain kekasihnya. Ini memang telah dibuktikan
semenjak dahulu.
3. Menyia-nyiakan harta orang tua
Jika engkau mengatakan pacaran itu gratis, tidak akan ada manusia yang
percaya. Pacaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terus darimana
semua biaya itu didapat? Jelas jawabannya orang tua. Karena kebanyakan
orang yang pacaran adalah para remaja, dan biasanya remaja belum
mempunyai apa-apa. Sangat sulit mendapatkan seseorang dengan usia di
bawah 25 tahun yang sudah mapan hidupnya. Padahal dalam usia inilah
seseorang rentan melakukan pacaran.
Tidak semua orang tua itu orang kaya, kebanyakan malah harus memeras
keringat untuk mendapatkan sedikit jajan buat anaknya. Ada yang sebagian
malah berusaha menahan keinginan dirinya sendiri demi sang buah hati,
mereka rela memupuskan asa walau untuk meneguk minuman dingin penuh
warna, demi anaknya di sana. Tapi apa yang dilakukan sang anak, mereka
bukan mempergunakannya untuk belajar atau pada tempat semestinya, tapi
malah berfoya-foya dengan pasangannya, atau malah sedang asik minum
minuman segar dengan anak gadis orang.
Akhirnya, pacaran tidak hanya mengundang murka Allah taa'la, tetapi juga turut mengkhianati orang tua.
Memang ada orang tua yang merelakan anaknya pacaran, tapi itu sangat
sedikit. Kalau pun ada, maka patut dicurigai anak itu pun kadang lahir
dari hubungan pacaran orang tuanya. Bisa jadi mereka ingin mengulang
kisah yang sama pada anaknya, karena orang tua yang waras dan
berpendidikan tidak akan merelakan anaknya dinikmati secara percuma,
atau tidak akan membiarkan anaknya menikmati sebelum waktunya.
4. Pacaran terbukti secara ilmiah berbahaya
Seperti biasa, segala sesuatu yang telah diperintahkan syara' untuk
menjalani atau menjauhinya pasti tersembunyi hikmah di situ, yang pada
akhirnya akan terbukti secara ilmiah. Seperti halnya berdua-duaan dengan
yang bukan mahram, baru-baru ini, sebuah riset ilmiah telah membuktikan
sendiri kebenarannya.
Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang laki laki
yang berduaan dengan seorang wanita menjadi pemicu utama naiknya
sekresi hormon kortisol.
Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya tegangan dalam
tubuh. Meskipun subjek penelitian (seorang laki laki) yang diuji coba
hanya dengan mengkhayalkan tentang seorang wanita dalam sebuah simulasi
penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari
mengeluarkan hormon tersebut.
"Cukup anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita. Dan anda akan
membuktikan jika peningkatan hormon anda dalam proporsi tinggi betul
betul nyata," inilah temuan studi ilmiah baru-baru ini yang dimuat pada
Daily Telegraph!
Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh
dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan
proporsi yang rendah, namun jika meningkatnya hormon dalam tubuh dan
berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan
meningkatnya nafsu seksual.
Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa tegangan yang tinggi hanya terjadi ketika seorang
laki-laki berduaan dengan lawan jenis (bukan mahram), dan tegangan
tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanya memiliki daya tarik
lebih besar!
Para peneliti mengatakan bahwa ketika ada lawan jenis disekitar pria,
sang pria kemungkinan besar membayangkan bagaimana mulai membangun
hubungan dengan sang wanita. Dan dalam penelitian lain, para ilmuwan
menekankan bahwa situasi ini jika diulang (artinya jika keadaan seperti
itu dibiarkan), bukan mustahil akan memunculkan berbagai penyakit
kronis, masalah psikologis dan kehancuran moral yang teramat parah
tingkatnya. Maka tak aneh lah bila Rasulullah saw selalu mengingatkan
kita agar berhati hati terhadap wanita, bahwa bencana besar sepeninggal
beliau berasal dari kaum wanita.
Sudah sejak 1500 tahun yang lalu Nabi saw bahkan memberi sinyal akan hal
itu lewat sebuah hadits. "Tidaknya ada orang yang seorang laki-laki
berkhalwat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga."
Untuk itulah, bagaimanapun kita telusuri dan memaksakan diri untuk mencari nilai positif dari pacaran
itu sangat sulit mendapatkannya, karena memang tidak ada. Kalau pun
ada, pasti tidak sebanding dengan nilai negatif yang ditimbulkannya.
Penulis: al-Qurafy
Editor: Tgk Fahri
No comments:
Post a Comment